Mekaar Produk Primadona Setelah ULaMM
SEPUTARJATENG, JAKARTA - Bila kita melihat kebelakang, tahun 2008 merupakan kelahiran UlaMM (Unit Layanan Modal MIkro) yang persebarannya hanya di 12 wilayah di DKI dan Jawa Barat. Dalam perkembangannya ULaMM menjadi gerai layanan di bawah satu atap (one stop shopping) bagi para pengusaha mikro dan kecil. Tujuan dari ULaMM adalah membantu pelaku UMK agar cepat berkembang dan bisa bersaing di pasar bebas. Melalui 2 kali transformasi saat ini ULaMM berhasil memiliki 729 kantor layanan ULaMM yang melayani lebih dari 4.000 kecamatan di seluruh provinsi Tanah Air.
Akhir tahun 2015, PNM dipercaya untuk mengelola Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun. Januari 2016 PNM melahirkan produk pemberdayaan mikro yang diberi nama Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang dikhususkan bagi perempuan (ibu rumah tangga) PraSejahtera Produktif melalui penerapan pembiayaan secara kelompok.
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero), Parman Nataatmadja mengatakan Mekaar menjadi salah satu produk primadona setelah ULaMM di sektor pembiayaan mikro, karena Mekaar merupakan satu-satunya produk pembiayaan milik Negara yang menyasar pada sektor pelaku usaha mikro yang dikhususkan bagi ibu rumah tangga pra-sejahtera.
Mekaar yang difokuskan bagi kaum ibu-ibu rumah tangga produktif ini mengawali project-nya pada Januari 2016 dengan hanya dua cabang dengan dua wilayah usaha di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara dan Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Berkat kegigihan dan komitmen insan PNM, hingga akhir Desember 2016 PNM Mekaar telah memiliki 372 kantor cabang yang mencakup layanan di 1.244 Kecamatan seluruh Indonesia hingga pelosok desa.
Parman menambahkan, strategi perusahaan di 2017 adalah penguatan jaringan kantor layanan yang saat ini hanya 1.110 kantor layanan menjadi 1.800 kantor layanan. Perluasan jaringan kantor layanan berdasarkan titik-titik jaringan yang mengacu pada potensi-potensi di tiap wilayah. Selain dari perluasan kantor layanan, diperkuat juga dari sistim IT dan SDM yang kompeten pada bidang pembiayaan serta pendampingan usaha mikro.
“Kita sudah mempunyai beberapa strategi perusahaan salah satunya program perluasan kantor layanan dan hal ini sudah disampaikan kepada Menteri BUMN” kata Parman.
Parman melanjutkan, dari sisi kinerja operasional, sepanjang tahun 2016 PNM telah menyalurkan pembiayaan kepada sektor UMKM hingga Rp 5.45 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi 1.5 % dibandingkan target yang telah ditetapkan pada awal 2016 yang hanya sebesar Rp 5.37 triliun. Sementara pencapain laba perusahaan tumbuh 13.7% dibanding tahun 2015 sebesar Rp 64.2 Miliar menjadi Rp 73 Miliar di tahun 2016. Pencapaian aset PNM mencapai Rp 7.4 Triliun di 2016, atau melonjak 23 % dari tahun 2015 dengan nilai ekuitas di 2016 tercatat Rp 1.78 Triliun atau naik dari posisi ekuitas per 31 Desember 2015 yang hanya sebesar Rp 1.72 Triliun.
Guna meningkatkan pelayanan kepada nasabah, PNM telah memiliki jaringan layanan PNM ULaMM dan Mekaar melalui1.110 kantor cabang seluruh Indonesia lebih di 4.000 kecamatan. Sejak awal beroperasi hingga akhir Desember 2016, ULaMM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 26.02 triliun kepada 4.083.331 para pelaku UMK.
Selain aktifitas pembiayaan, PNM juga konsisten menjalankan aktivitas Jasa Manajemen yang dikenal dengan nama Program PKU (Pengembangan Kapasitas Usaha). Selain berupa pelatihan dan pendampingan usaha, Program PKU dibagi dalam dua kegiatan utama berupa Klasterisasi Teritorial dan Klasterisasi Sektoral Industri UMK. Pengembangan Klaster ini diharapkan menjadi salah satu pendukung percepatan aktivitas ekonomi lokal, serta menjadi medium percontohan bagi pemerintah daerah dalam membentuk dan mengembangkan UMKM di daerah.
Pada 2016, Program PKU telah berhasil melaksanakan total pelatihan bagi UMK sebanyak 658 pelatihan yang melibatkan 25.800 pelaku Usaha Mikro dan Kecil nasabah ULaMM PNM. Selanjutnya pada 2017, perusahaan membidik peningkatan jumlah pelatihan hingga 850 yang melibatkan 35.000 pelaku usaha. (ian)
Tidak ada komentar