Header Ads

Gangguan Keamanan Hulu Migas Turun

Sesi foto Wakil Kepala SKK Migas, Bapak M.I Zikrullah, di dampingi oleh Kabaharkam Polri, Komjen Pol Drs. Putut Eko Bayususeno, SH,  Ketua Pelaksana Security Summit 2016, Bapak Sutaryono, Ketua ASIM ( Asosiasi Security Industri Migas ), Bapak Dino Bimadwinanda Hindarto, beserta 244 Peserta Security Summit yang terdiri dari perusahaan KKKS dan BUJP Di Ballroom Alila Hotel, Solo.
Seputarjateng.Com, Solo - Gangguan keamanan di daerah operasi hulu minyak dan gas bumi (migas) masih menjadi tantangan tersendiri bagi kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS). Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), hingga Oktober 2016 tercatat terjadi 893kasus gangguan keamanan yang meliputi pencurian peralatan, pencurian minyak, penutupan jalan, penghentian operasi, demonstrasi, pengrusakan material, dan lain-lain.Jumlah ini turun signifikan dibanding periode 2015 yang terjadi 1.720 kasus.

Meski turun, banyaknya gangguan keamanan yang terstruktur dan konvensional pada tingkat lokal dan nasional telah mengakibatkan tertundanya berbagai kegiatan inti kegiatan hulu migas. Contohnya, survei, pengeboran, pengembangan lapangan baru, atau bahkan hasil produksi melalui pipa dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

“Faktor non teknis seperti gangguan keamanan menjadi salah satu penyebab yang memengaruhi pencapaian target produksi migas nasional,” kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi saat membuka acara Security Summit2016 di Solo pada Rabu (16/11). 

Hadir pada kesempatan kesempatan tersebut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Archandra Tahar dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan, Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Komisaris Jenderal Putut Eko Bayuseno.

Industri hulu migas tetap mengantisipasi gangguan keamanan dengan melakukan upaya-upaya pencegahan dan mitigasi. Misalnya, penerapan sistem manajemen pengamanan, kerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), kerja sama dengan media, penerapan teknologi pengamanan, serta upaya pengamanan berbasis masyarakat. 

“Komunikasi dan koordinasi perlu ditingkatkan agar upaya-upaya tersebut dapat berjalan optimal,” katanya.

Pengamanan yang terintegrasi antara kontraktor KKS, SKK Migas, TNI, dan Polri akan memberikan dampak positif dalam menciptakan rasa aman dan nyaman bagi para pelaku industri hulu migas.Faktor keamanan dan tantangan sosial apabila dikelola dengan baik memberikan dampak positif terhadap kegiatan operasional hulu migas.Terlebih, peran hulu migas sangat strategis, baik sebagai sumber pasokan energi nasional, maupun sebagai sumber penerimaan negara.

“Harapannya, iklim investasi meningkat,” kata Amien.

Security Summit 2016 digelar 16-18 November 2016 dengan tema “Operasionalisasi Peran dan Sinergitas Stakeholder dalam Pengamanan Obyek Vital Guna Mewujudkan Kesinambungan Operasi Hulu Minyak dan Gas Bumi, serta Industri Lainnya”. - ian

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.