Header Ads

Menjaga Stabilitas Sektor Jasa Keuangan

Pertemuan Tahunan OJK Dengan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2017
SEPUTARJATENG, BOYOLALI -  Perekonomian Indonesia pada tahun ini, apabila kondisi perekonomian global dan domestik menunjukkan sinyal perbaikan yang lebih kuat, dan di dukung dengan permodalan yang dimiliki oleh perbankan saat ini, maka ruang untuk pertumbuhan kredit yang lebih tinggi masih terbuka. Kami memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit 2017 dapat dipacu lebih tinggi dari tahun lalu, dan diperkirakan bisa mencapai kisaran 9%-12%.

Pertemuan rutin tahunan OJK dengan Industri Jasa Keuangan ini dihadiri Pejabat pemerintahan dan seluruh pelaku Industri Jasa Keuangan di Solo Raya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Muliaman D. Hadad dalam sambutannya yang dibacakan oleh Laksono Dwionggo, OJK akan fokus pada dua perhatian utama untuk meningkatkan peran dan kontribusi sektor jasa keuangan dalam pembangunan. Pertama, upaya meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam pembangunan ekonomi nasional. Kedua, upaya untuk terus menjaga stabilitas sistem keuangan.

OJK akan mengarahkan penyaluran kredit ke sektor-sektor ekonomi prioritas seperti infrastruktur, pangan dan energi, kemaritiman, kesehatan dan sektor-sektor prioritas lainnya. Kami juga akan mendorong penyaluran kredit ke berbagai daerah. Pembiayaan kegiatan usaha ini juga akan turut melibatkan peran perusahaan pembiayaan, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat namun juga akan diarahkan kepada kegiatan yang dapat mendukung kegiatan produktif masyarakat.

"Di pasar modal, kami akan terus mengupayakan peningkatan pemanfaatan pasar modal sebagai sumber
pembiayaan infrastruktur dan pembiayaan jangka panjang," papar Laksono. Kamis (9/2/2017)

Peran sektor keuangan dalam pembiayaan tentu tidak terlepas dari kontribusi sektor keuangan syariah. Selama dua tahun terakhir, industri keuangan syariah masih terfokus pada upaya konsolidasi. Di tahun 2017 ini, kami optimis peran keuangan syariah bisa lebih berkembang lagi dan berkontribusi lebih bagi perekonomian nasional, tidak lama lagi, sebagaimana arahan Bapak presiden, kita akan mendirikan Jakarta International Islamic Finance Center yang merupakan langkah awal untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat (hub) keuangan syariah dunia.

OJK juga akan mengoptimalkan pemanfaatan model pembiayaan melalui financial technology (Fintech). Dengan Fintech, akan terisi ruang yang selama ini belum tersentuh oleh lembaga keuangan formal. Keberadaan Fintech ini akan melengkapi kebutuhan pembiayaan bagi perusahaan rintisan (start up) sebagai komplemen dari upaya kami untuk merevitalisasi peran perusahaan modal ventura.

Laksono menambahkan bahwa selama tahun 2016, perkembangan keuangan di wilayah Solo Raya relatif cukup baik. Berdasarkan data yang dilaporkan bank, yang meliputi BPR dan BPRS di Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, dan Wonogiri, rasio non performing loan BPR pada posisi Desember 2016 sebesar 4,91%, sedangkan rasio non performing financing BPRS sebesar 9,48%. Sementara untuk bank umum yang berada di wilayah Solo Raya relatif rendah, di bawah 5%. Selain itu, total aset BPR pada periode yang sama tumbuh sebesar 16,16% menjadi Rp5.440 Miliar, Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 17,10% menjadi Rp3.960 Miliar, sedangkan Kredit yang Diberikan tumbuh sebesar 16,51% menjadi Rp4.170 Miliar, sementara total aset BPRS tumbuh sebesar 25,62% menjadi Rp322 Miliar, Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 22,16% menjadi
Rp215 Miliar, sedangkan Pembiayaan tumbuh sebesar 29,84% menjadi Rp248 Miliar.

Untuk pertumbuhan pasar modal di wilayah Solo Raya, pertumbuhan sub rekening aktif sangat signifikan mencapai 219,61%, sehingga jumlah sub rekening aktif posisi Desember 2016 menjadi 16.885 dengan total transaksi Rp1,82 triliun. Sedangkan, untuk industri keuangan non bank, total aset dana pensiun posisi November 2016 mencapai Rp347 Miliar.

Tahun 2017, meski akan diwarnai berbagai tantangan, OJK akan terus menjaga stabilitas sistem keuangan nasional tetap kuat dan mampu menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. (ian)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.