IPI Gelar Pelatihan Budidaya Lele Sistem Biona dan Bionik
Seputarjateng.Com, Solo - Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) DPC Karanganyar, menyelenggarakan pelatihan budidaya
ikan lele sistem biona (bio natural) dan bionik (bio natural and
aquaponic combination), Minggu (13/11/2016), bertempat di Bakso
Tengkleng Karangpandan, jl. Lawu, Karanganyar, menghadirkan narasumber
Riza Rahman Hakim, S.Pi, M.Sc, Ketua Jurusan Perikanan UMM, Fakultas
Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
Pelatihan
dibuka Wasekdjen IPI Pusat, Yant Subiyanto, dalam sambutannya
menyatakan pesantren tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu agama semata,
namun diharapkan juga mampu memberdayakan para santri untuk mandiri
secara finansial.
"Ini
saat era kebangkitan para santri dan pesantren untuk bisa menciptakan
pekerjaan dan lapangan pekerjaan, khususnya bidang agrobisnis, pertanian
dan perikanan. Sumber daya alam Indonesia sangat luar biasa, namun
potensi ini belum digarap optimal " ungkapnya.
Narasumber pelatihan, Riza Rahman Hakim, menyatakan ledakan populasi penduduk dunia memacu konsumsi ikan dan daging meningkat.
Namun
diversifikasi makanan tidak sebanding dengan perkembangan penduduk. Di
Indonesia tahun 2013 jumlah penduduk baru 240 juta, diprediksi tahun
2050 meningkat tajam menjadi 300 juta.
"Semua
orang butuh makan bergizi dan mengandung protein. Tetapi daya beli
rendah. Daging sapi harganya sangat mahal, maka ikan lele, menjadi
alternatif pemenuhan protein, karena harga relatif murah " ungkapnya.
Dari data yang ada konsumsi ikan di Indonesia paling rendah di Asean padahal salah satu penghasil ikan terbesar di dunia.
"Jepang SDM briliant, karena orang paling suka mengkonsumsi ikan, " papar Riza.
Melihat
kenyataan itu, Riza tergerak untuk membuat slogan one house one pond,
satu rumah satu kolam lele untuk pemenuhan protein keluarga, dengan
mengembangkan budidaya lele menggunakan sistem biona dan sistem bionik.
Sistem
biona dan bionik sangat mudah dikembangkan di perkotaan yang lahan
sangat terbatas. Satu kolam plastik diameter 1 meter, bisa diisi seribu
ekor lele.
Dalam
waktu dua atau tiga bulan sudah bisa dipanen. Biona menggunakan
teknologi organik, tidak menggunakan obat-obatan maupun pakan kimia, dan
antibiotik.
Keunggulan
lain sistem biona, efisien tempat, tidak mengganti air sampai panen,
air tidak berbau menyengat, tidak perlu sortir. Kelulusan hidup lele
berkisar 70-80 %. Lebih higienis, halal dan thoyib.
"Sedangkan
sistem bionik merupakan pengembangan sistem biona, yaitu budidaya lele
dikombinasikan dengan menanam sayuran organik. Mendapat daging ikan
lele, sekaligus menyiapkan lalapannya, " jelas Riza.
Diakhir
pelatihan peserta diajak melakukan simulasi dan mencoba secara langsung
budidaya lele dengan sistem biona maupun bionik. - arn
Tidak ada komentar