Mengikis Vandalisme Dengan Seni Grafiti
SEPUTARJATENG, SOLO - Aksi vandalisme seperti corat-coret tembok dengan cat semprot, pylox, atau media lain seringkali merugikan masyarakat dan mengganggu keindahan. Salah satu korban coretan-coretan tembok oleh oknum tak bertanggungjawab adalah Rumah Makan Kusumasari Nonongan. Manajer RM Kusumasari, Herwita Titi Sekartaji mengaku sudah dua kali harus membersihkan tembok rumah makan itu akibat aksi vandalisme.
Hal itulah yang melatarbelakangi para seniman mural untuk bersatu menggaungkan program "SOLOis SOLO" melalui seni grafiti dengan memanfaatkan ruang publik. Gerakan menggambar mural di tembok-tembok kota ini dilakukan sejumlah artis jalanan dari berbagai kota. Penggagas gerakan ini, Sardono W Kusumo dalam konferensi pers pada Kamis (29/12) di Restoran Kusumasari, mengatakan akan melangsungkan gerakan mural ini secara kontinyu hingga puncaknya pada Oktober 2017 mendatang.
Sementara, Koordinator Program Solois Solo, Zen Al-Ansory berharap, "Melalui kegiatan ini nanti dapat memberikan wawasan seni dan keragaman budaya. Terutama edukasi positif terkait gerakan mural ini seperti buruknya perilaku vandalisme di tembok-tembok kota. Juga mewadahi ekspresi anak-anak muda perkotaan sehingga tercipta interaksi positif antara pelaku seni dan masyarakat,"
Hal itulah yang melatarbelakangi para seniman mural untuk bersatu menggaungkan program "SOLOis SOLO" melalui seni grafiti dengan memanfaatkan ruang publik. Gerakan menggambar mural di tembok-tembok kota ini dilakukan sejumlah artis jalanan dari berbagai kota. Penggagas gerakan ini, Sardono W Kusumo dalam konferensi pers pada Kamis (29/12) di Restoran Kusumasari, mengatakan akan melangsungkan gerakan mural ini secara kontinyu hingga puncaknya pada Oktober 2017 mendatang.
Sementara, Koordinator Program Solois Solo, Zen Al-Ansory berharap, "Melalui kegiatan ini nanti dapat memberikan wawasan seni dan keragaman budaya. Terutama edukasi positif terkait gerakan mural ini seperti buruknya perilaku vandalisme di tembok-tembok kota. Juga mewadahi ekspresi anak-anak muda perkotaan sehingga tercipta interaksi positif antara pelaku seni dan masyarakat,"
Mural di Pojok RM Kusumasari Nonongan |
Pre event #1 Solois Solo berlangsung mulai tanggal 26-31 Desember 2016 di perempatan Nonongan, pojok RM Kusumasari. Masyarakat dapat melihat secara langsung proses para artis mural menggambari 10 kilometer tembok dengan mengusung tema "Reimagine City Graffiti". Live mural painting oleh para seniman muda mural seperti Brotosaurus, Mewarnai Indonesia Mural Company, Digie Sigit, Fauzan & Dhawa, Dika Rabt, serta Chiz.
Kegiatan ini juga dimeriahkan berbagai penampilan seni lain. Di antaranya, Folks Hip Hop Dance atau tari rakyat tradisional oleh Boogie Papua Dance, Ensambel Gong Nonongan, dan Music Performance. Masyarakat juga disuguhi berbagai stand atau lapak merchandise & artwork hasil karya beberapa seniman dan komunitas seni.
Koordinator Kegiatan, Irul Hidayat menambahkan, "Selain mengedukasi masyarakat, kegiatan ini sejalan dengan kampanye anti vandalisme dari Pemkot Solo. Jadi program ini juga menjadi solusi yang bermartabat dengan memberikan ruang untuk seni grafiti. Semoga masyarakat terutama anak-anak muda bisa menikmati dan makin cinta kota Solo," (rum)
Tidak ada komentar