BPJS Kesehatan Upayakan Program JKN-KIS Kian Berkualitas
SEPUTARJATENG, PALEMBANG
- Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN -
KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan memasuki tahun ke-4. Ada
begitu banyak harapan, pujian, dan juga kritikan yang mengiringi
perjalanan program yang memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat tersebut.
Sebagai
badan hukum publik yang mendapatkan amanat melaksanakan program
JKN-KIS, kinerja BPJS Kesehatan sepanjang tahun 2016 juga dinilai
semakin positif. Ini tentunya menjadi modal yang sangat penting dalam
menuju cakupan semesta (universal health coverage/UHC) jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Pelaksanaan
program JKN-KIS telah dilewati dengan pencapaian kinerja yang terus
membaik. Di usianya yang masih sangat muda, program ini telah dirasakan
manfaatnya oleh lebih dari setengah penduduk Indonesia, dari yang di
kota hingga yang ada di pelosok negeri. Program ini juga telah membuat
Indonesia menjadi fokus perhatian dunia.
Karena
dari sisi besaran potensi warga yang dilindungi oleh program JKN-KIS
merupakan salah satu sistem jaminan kesehatan terbesar di dunia. Visi
BPJS Kesehatan 2021 yaitu “Terwujudnya JKN-KIS Semesta yang Berkualitas
dan Berkesinambungan bagi Seluruh Penduduk Indonesia”.
Dalam
upaya mendukung pencapaian Visi ini, kami juga telah menetapkan lima
Misi BPJS Kesehatan 2016-2021, yaitu: (1) Meningkatkan kualitas layanan
yang berkeadilan, (2) Memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh
Penduduk Indonesia, (3) Menjaga kesinambungan Program JKN-KIS, (4)
Memperkuat kebijakan dan implementasi Program JKN-KIS, serta (5)
Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi.
Visi
dan Misi 2016-2021 ini diharapkan dapat semakin mengoptimalkan
penyelenggaraan Program JKN-KIS melalui suatu kerangka program yang
sustain dan berkualitas, guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
Rakyat Indonesia.
Terdapat
3 fokus utama yang menjadi landasan dalam menyusun arah dan kebijakan
yang akan dijalankan BPJS Kesehatan di tahun 2017. Adapun fokus pertama
adalah Keberlangsungan finansial, bagaimana menjamin keberlangsungan
program JKN menuju cakupan semesta.
Caranya
adalah dengan Peningkatan rekrutmen peserta potensial dan meminimalkan
adverse selection, peningkatan kolektibilitas iuran peserta dan seluruh
segmen, peningkatan kepastian dan kemudahan pembayaran iuran, penerpan
law enforcement bagi fasilitas kesehatan, peserta JKN-KIs dan Badan
Usaha yang melanggar, serta efisiensi dan efektivitas pengelolaan dana
operasional serta optimalisasi kendali mutu dan kendali biaya Dana
Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan.
Untuk
Fokus kedua yaitu Kepuasan Peserta dilakukan dengan perbaikan sistem
pelayanan online untuk seluruh peserta, implementasi Coordination of
Benefit (COB) untuk Peserta Pekerja Penerima Upah, dan perluasan dan
peningkatan kualitas fasilitas kesehatan (tingkat pertama dan lanjutan)
khususnya optimalisasi peran FKTP sebagai link pelayanan tingkat
pertama, serta kemudahan penanganan keluhan pelanggan dan akses
informasi peserta.
Sedangkan
fokus ketiga yaitu Menuju Cakupan Semesta, dilakukan dengan cara
percepatan rekrutmen peserta, mobilisasi peran strategis kelembagaan
baik pemerintah maupun non pemerintah untuk menggerakan partisipasi dan
peran serta masyarakat agar sadar memiliki jaminan kesehatan, serta
peran aktif Kader JKN-KIS melalui organisasi kemasyarakatan, keagamaan
yang memiliki struktur nasional daerah berbasis masyarakat dengan pola
kerjasama dan pertanggungjawaban yang jelas.
“Program
JKN yang dikelola BPJS Kesehatan adalah reaktualisasi dari nilai asli
bangsa ini, yaitu gotong royong. Dukungan masyarakat serta stakeholder
terkait sangat dibutuhkan untuk tercapainya jaminan kesehatan yang
menjangkau seluruh Indonesia, berkualitas, dan berkelanjutan,” ujar
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dalam kegiatan Pembukaan
Rapat Kerja Nasional BPJS Kesehatan tahun 2017 di Palembang (23/01).
Rencana
Strategis BPJS Kesehatan Tahun 2016-2021 juga telah disusun sebagai
acuan utama bagi BPJS Kesehatan - terutama dalam level strategis, makro,
dan nasional - agar dapat menyelaraskan program JKN-KIS dengan Agenda
Pembangunan Kesehatan Nasional Pemerintah Indonesia, sebagai salah satu
prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019.
Diharapkan
ditahun 2017, Duta BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia, dapat terus
mengoptimalkan pengelolaan dan menjaga sustainabilitas Program Jaminan
Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), di tengah berbagai
tantangan yang semakin kompleks dan dinamis.
“Tidak
mudah memang untuk menjalankan amanah mulia ini. Namun kami yakin,
dengan dukungan dari para stakeholder serta dengan kerja keras dari
seluruh Duta BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia, pencapaian target
kelembagaan ini akan dapat berhasil diraih dengan gemilang, meskipun di
tengah tantangan dan permasalahan yang tidak pula ringan. Kehadiran
Ketua Komisi IX DPR RI dan Ketua DJSN dalam kegiatan Rapat Kerja
Nasional kali ini juga merupakan dukungan moril bagi seluruh Duta BPJS
Kesehatan untuk menyelenggarakan Program JKN-KIS yang berkualitas, ”
harap Fachmi Idris.
Ketua
Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dede Yusuf
mengungkapkan apresiasinya terhadap kinerja BPJS Kesehatan. Dalam
sambutan, Dede Yusuf mengungkapkan, pada saat ini negara kita sedang
kekurangan dana untuk membiayai program-program pemerintah, namun
Program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan sanggup bertahan dengan
jumlah peserta yg saat ini telah hampir menyentuh angka 180 juta
peserta.
“Capaian
kepesertaan merupakan prestasi yang sangat luar biasa. Program JKN-KIS
yang dikelola BPJS Kesehatan adalah program terbaik yang saat ini
dimiliki oleh negara Indonesia Komisi IX akan mendukung &
mem-protect BPJS Kesehatan untuk dapat melaksanakan amanat undang-undang
ini,” ujar Dede.
Hingga 13 Januari 2017, jumlah peserta JKN-KIS sudah mencapai 172.620.269 juta jiwa. BPJS Kesehatan juga telah bekerjasama dengan kurang lebih 26.337 Fasilitas Kesehatan baik itu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, Klinik Pratama, Dokter Prakter Perorangan, dll) dan Fasilitas Kesehatan Rujuksn Tingkat Lanjutan (Rumah Sakit, Apotek, Lab dll) yang tersebar diseluruh Indonesia. (ian)
Tidak ada komentar