Lokakarya Produksi Zat Pewarna Alami
SEPUTARJATENG, CILACAP
– Salah satu kekayaan alam yang melimpah di Cilacap adalah jutaan pohon
Mangrove yang tersebar di daerah pesisir pantai Nusakambangan dan
selatan Cilacap. Beberapa jenis Mangrove diantaranya Jeruju (acanthus Ilicifolius), Api-api (avicenia sp), Bakau bandul (rhizophora mucronata) dan Bakau kacangan (rhizophora apiculata)
Upaya
memanfaatkan potensi Mangrove untuk lebih berdayaguna, Holcim Indonesia
bersama masyarakat Kelurahan Kutawaru telah merintis dan membangun
Kampung Batik dan memanfaatkan mangrove sebagai bahan pewarna alami
batik.
"Kami telah berhasil melakukan uji coba mengekstrak buah mangrove dan menghasilkan zat pewarna, walau masih dalam skala kecil (Pilot Plant)
namun telah memberikan hasil nyata, inovasi ini merupakan kerjasama
dengan Universitas Sebelas Maret, “ tegas Deni Nuryandain Corporate
Communication Holcim Indonesia.
Langkah
nyata untuk memperkenalkan pewarna alami mangrove dan batik Kutawaru
yang memiliki khas corak mangrove, Holcim menggelar Lokakarya ”Produksi
Zat Pewarna Alami “ pada Rabu (8/2/2017).
“Mimpi
besar kami adalah menjadikan industri batik di Cilacap menggunakan
pewarna alami dari mangrove yang ramah lingkungan, dan batik Kutawaru
menjadi salah satu icon Kabupaten Cilacap yang diakui secara nasional ,
warga Cilacap akan bangga menggunakan batik dari Kutawaru, “ demikian
Kusdiharta, Manager Community Relations berharap.
Beberapa
motif batik Cilacap yang digemari diantaranya Sekar Mina, Sekar
Wijayakusuma, Bumi Wijayakusuma, Isen-isen segara anakan, Mangrove
Bogem, Mangrove Daon , Bakau Cencang, Mangrove Api-api, Mangrove
Jerujon, Kembang Waru, Kembang Puthut.
Untuk mengintegrasikan serta mempromosikan kekayaan batik Cilacap, di Kelurahan Kutawaru akan di kembangakan sebuah “Desa Wisata“. Wahana Desa Wisata Kutawaru akan menawarkan arena wisata Kampung Batik, track wisata mangrove, kolam budidaya kepiting dan ikan krapu, industri penyulingan minyak kayu putih. (ian)
Tidak ada komentar