Broker Anda Di-hack? Ini Solusinya
Seputarjateng.Com - Akhir-akhir ini kasus broker yang terkena hack semakin bertambah banyak. Tidak hanya broker kawakan asal Amerika Serikat, FXCM, serangan hacker rupanya juga merambah ke OANDA. Apa pengaruh insiden "hacking" untuk akun kita? Dan apa saja yang bisa kita lakukan seandainya akun kita terkena hack?
Solusi akun trading di broker yang kena hack
Untuk pertanyaan pertama, kita bisa belajar langsung dari kasus hacking yang mendera FXCM baru-baru ini. Broker asal AS tersebut diketahui mengumumkan pada kliennya tentang adanya pembobolan keamanan data yang melibatkan akses ilegal terhadap sejumlah informasi klien. Hal ini diketahui telah mengakibatkan terjadinya beberapa transfer dana tidak sah dari rekening klien yang menjadi korban. Untungnya, FXCM dapat mengambil langkah cepat dengan mengembalikan dana ke beberapa akun yang terdampak, serta membuat halaman FAQ khusus mengenai insiden tersebut.
Untuk pertanyaan pertama, kita bisa belajar langsung dari kasus hacking yang mendera FXCM baru-baru ini. Broker asal AS tersebut diketahui mengumumkan pada kliennya tentang adanya pembobolan keamanan data yang melibatkan akses ilegal terhadap sejumlah informasi klien. Hal ini diketahui telah mengakibatkan terjadinya beberapa transfer dana tidak sah dari rekening klien yang menjadi korban. Untungnya, FXCM dapat mengambil langkah cepat dengan mengembalikan dana ke beberapa akun yang terdampak, serta membuat halaman FAQ khusus mengenai insiden tersebut.
Lain FXCM, lain pula OANDA. Awal bulan Oktober ini, klien-klien di broker tersebut tidak dapat mengakses akun mereka sama sekali selama berjam-jam. Gangguan yang mulanya diklaim sebagai "masalah teknis" dan hanya merupakan "problem pada jaringan internal" ini ternyata terjadi di waktu yang hampir bertepatan dengan malfungsi di bursa New York (NYSE) dan Moscow Exchange. Rentetan gangguan yang terjadi pada periode yang berdekatan ini tentu bukanlah kebetulan semata. Boleh dibilang, hacker tengah giat beraksi menyerang sistem keamanan broker dan bisa jadi, akun Anda akan menjadi sasaran berikutnya.
Bukankah Broker Sudah Memiliki Sistem Pengamanan Sendiri?
Mengingat kapasitas broker sebagai pihak yang menampung dana dan data pribadi klien, tentu saja keamanan dan kerahasiaan klien adalah aspek yang perlu diutamakan kualitasnya. Perusahaan broker umumnya sudah mengaplikasikan fitur-fitur tertentu untuk mencegah akses-akses "nakal" yang tidak terotorisasi. Regulator pun juga memiliki peranan dalam mengawasi potensi serangan cyber. Maka dari itu, tidak heran bila sistem regulasi dan pengamanan broker kadang menjadi salah satu komponen utama untuk dipertimbangkan saat memilih broker.
Mengingat kapasitas broker sebagai pihak yang menampung dana dan data pribadi klien, tentu saja keamanan dan kerahasiaan klien adalah aspek yang perlu diutamakan kualitasnya. Perusahaan broker umumnya sudah mengaplikasikan fitur-fitur tertentu untuk mencegah akses-akses "nakal" yang tidak terotorisasi. Regulator pun juga memiliki peranan dalam mengawasi potensi serangan cyber. Maka dari itu, tidak heran bila sistem regulasi dan pengamanan broker kadang menjadi salah satu komponen utama untuk dipertimbangkan saat memilih broker.
Akan tetapi, sebagus apapun sistem perlindungan yang terpasang, masih ada kemungkinan broker untuk terkena serangan hacker. Sistem keamanan di bank-bank dan lembaga finansial saja masih rawan terserang Trojans atau RATS. Hal ini dikonfirmasikan oleh Uri Rivner, Wakil Presiden bagian Business Development and Cyber Strategy di BioCatch, suatu perusahaan yang menangani pencegahan cyberfraud. Malware semacam Trojans bisa mengambil alih browser Anda dan beroperasi secara diam-diam. Tanpa Anda sadari, virus tersebut masuk pada halaman member area, mereplika halaman login Anda, dan mengumpulkan data ID serta password Anda.
serangan hacker pada id dan password
Selain malware, serangan cybersecurity juga bisa berasal dari DDoS yang mampu melancarkan gangguan pada server dan memberi kesempatan hacker untuk membobol database atau menonaktifkan fitur-fitur keamanan. Menanggapi fenomena ini, Ron Finberg dari Finance Magnates mencermati bahwa serangan-serangan hacking yang kian marak semakin mempersulit kinerja para profesional IT untuk mengelola dan mempertahankan keamanan data pada sistem jaringan teknologi trading yang kian hari kian maju saja.
Selain malware, serangan cybersecurity juga bisa berasal dari DDoS yang mampu melancarkan gangguan pada server dan memberi kesempatan hacker untuk membobol database atau menonaktifkan fitur-fitur keamanan. Menanggapi fenomena ini, Ron Finberg dari Finance Magnates mencermati bahwa serangan-serangan hacking yang kian marak semakin mempersulit kinerja para profesional IT untuk mengelola dan mempertahankan keamanan data pada sistem jaringan teknologi trading yang kian hari kian maju saja.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa broker sudah meningkatkan fitur keamanannya dengan menerapkan prosedur autentikasi 2 arah atau pengecekan IP untuk memantau akses-akses login yang terlihat mencurigakan. Namun tampaknya, langkah pengamanan dari broker saja tidak cukup. Tidak ada salahnya jika Anda juga ikut "mengamankan diri" dengan mereset password secara periodik.
Jika Broker Anda Dihack
Pertama-tama, jangan panik. Setiap broker pasti sudah punya protokol tersendiri. Umumnya, langkah pertama adalah dengan merekomendasikan kliennya agar mereset password atau melakukan verifikasi akun. Anda bisa sedikit lebih tenang, karena tindakan ini sudah dilancarkan ketika broker baru "mencurigai" adanya aksi pembobolan pada sistem keamanan mereka.
Pertama-tama, jangan panik. Setiap broker pasti sudah punya protokol tersendiri. Umumnya, langkah pertama adalah dengan merekomendasikan kliennya agar mereset password atau melakukan verifikasi akun. Anda bisa sedikit lebih tenang, karena tindakan ini sudah dilancarkan ketika broker baru "mencurigai" adanya aksi pembobolan pada sistem keamanan mereka.
Akan tetapi, sumber informasi dari Babypips.com menyarankan agar Anda jangan langsung percaya dengan permintaan broker untuk melakukan hal-hal di atas. Saran serupa bisa juga dikirimkan oleh hacker untuk memperoleh informasi akun Anda. Jika ini benar terjadi, maka Anda sama saja sudah memberikan akses akun secara suka rela kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Karenanya, memastikan identitas pengirim notifikasi sangatlah penting untuk menyelamatkan keamanan akun Anda.
Pastikan bahwa broker Anda-lah yang benar-benar mengirimkan permintaan untuk melakukan reset password ataupun verifikasi akun. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda terapkan dalam memastikan identitas pengirim email:
Jangan langsung percaya dengan nama pengirim yang muncul di daftar inbox. Untuk mengelabui korbannya, hacker biasanya dapat mengirim email dengan nama yang mirip pengirim resmi dari broker Anda.
Cek alamat email. Perhatikan apakah notifikasi tersebut dikirim dari alamat email yang sama dengan email resmi broker yang sebelumnya pernah Anda terima.
Baca baik-baik seluruh isi email dan cari apakah ada kesalahan penulisan. Eror semacam ini adalah indikator utama yang patut Anda waspadai.
Jika Anda masih belum yakin, segera kontak customer service broker Anda.
Baca baik-baik seluruh isi email dan cari apakah ada kesalahan penulisan. Eror semacam ini adalah indikator utama yang patut Anda waspadai.
Jika Anda masih belum yakin, segera kontak customer service broker Anda.
Broker memang sudah menyediakan sistem pengamanan, namun tidak ada salahnya bagi Anda untuk ikut menerapkan tindakan pencegahan. Dari sudut pandang seorang klien, Anda sebenarnya sudah bisa memproteksi diri sejak dini. Mulailah dengan memilih broker yang memiliki regulasi dan sistem pengamanan yang menjanjikan, lalu reset password Anda secara periodik.
Jika suatu saat broker mengirimkan notifikasi untuk melakukan reset password atau verifikasi akun, jangan lupa untuk memeriksa keaslian pengirimnya. Melakukan langkah sederhana seperti memasang program anti virus pada PC Anda juga dapat membantu memastikan keamanan akun Anda. - seputarforex
Tidak ada komentar