Laras Gamelan di Bandara Adi Sumarmo Solo
Seputarjateng.com - Sejak ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional, setiap tanggal 2 Oktober, seluruh karyawan Hotel Sahid Jaya Solo, mengenakan busana batik. Bahkan setiap Jumat dan Sabtu pun juga mengenakan busana nasional tersebut, sebagai bagian dari kecintaannya kepada bangsa dan negara ini.
"Selain total melayani semua tamu dengan keramahan. Kami juga menampilkan etnik nasional di semua hotel dengan mengenakan busana batik," kata Septiarona, PR Sahid Jaya Hotel. Sabtu (01/10/2016)
Hotel Sahid Jaya Solo bekerjasama dengan Bandara Adi Soemarmo Solo untuk pertama kalinya menyambut Hari Batik Nasional, yakni memperkenalkan salah satu budaya Indonesia, melalui gending dari gamelan, yang mengalun di kawasan lobby keberangkatan Bandara Adi Soemarmo Solo, Jumat (30/09/2016) kemarin.
Menampilkan sinden dengan suara emasnya diiringi seorang bapak-bapak memainkan alat-alat musik tradisional warisan leluhur itu, yang terdiri dari kempul, kendang, siter, gong yang menjadi selaras.
"Mereka adalah seniman, yang memiliki niat tulus untuk melestarikan kebudayaan Indonesia," lanjut Rona.
Dan, tidak sedikit dari para calon penumpang memilih berhenti sejenak untuk mengambil foto, mengabadikan momen yang sangat jarang ditemukan ini. Sembari menikmati laras dari gamelan tersebut.
"Kami berharap lewat kegiatan ini, sebagai warga negara tidak melupakan salah satu budaya Indonesia ini, bahkan semakin tertarik pada musik gamelan, mengetahui filosofinya yang melambangkan keharmonisan dan kebersamaan," pungkas Rona. - tia
"Selain total melayani semua tamu dengan keramahan. Kami juga menampilkan etnik nasional di semua hotel dengan mengenakan busana batik," kata Septiarona, PR Sahid Jaya Hotel. Sabtu (01/10/2016)
Hotel Sahid Jaya Solo bekerjasama dengan Bandara Adi Soemarmo Solo untuk pertama kalinya menyambut Hari Batik Nasional, yakni memperkenalkan salah satu budaya Indonesia, melalui gending dari gamelan, yang mengalun di kawasan lobby keberangkatan Bandara Adi Soemarmo Solo, Jumat (30/09/2016) kemarin.
Menampilkan sinden dengan suara emasnya diiringi seorang bapak-bapak memainkan alat-alat musik tradisional warisan leluhur itu, yang terdiri dari kempul, kendang, siter, gong yang menjadi selaras.
"Mereka adalah seniman, yang memiliki niat tulus untuk melestarikan kebudayaan Indonesia," lanjut Rona.
Dan, tidak sedikit dari para calon penumpang memilih berhenti sejenak untuk mengambil foto, mengabadikan momen yang sangat jarang ditemukan ini. Sembari menikmati laras dari gamelan tersebut.
"Kami berharap lewat kegiatan ini, sebagai warga negara tidak melupakan salah satu budaya Indonesia ini, bahkan semakin tertarik pada musik gamelan, mengetahui filosofinya yang melambangkan keharmonisan dan kebersamaan," pungkas Rona. - tia
Tidak ada komentar